Indonesia Di Tengah Geopolitik Ketegangan Global

Refleksi Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang pernah di gelar di bandung pada 18 april 1955 telah menjadi dasar dan patokan kemandirian bangsa-bangsa berkembang yang masih relevan hingga saat ini.Dalam merespon tantangan global saat dunia terbelah oleh perang dingin,Indonesia sejak awal telah menolak menjadi obyek globalisasi melainkan menjadi subyek yang membentuk arah road map globalisasi itu sendiri.

KAA di gagas di tengah memuncaknya ketegangan antara Blok Barat yang di pimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang di kuasai Uni Soviet.Negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka menjadi ajang perebutan pengaruh,namun alih-alih terseret dalam konflik ideologis,Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno justru memprakarsai KAA untuk menyuarakan sikap independen.

Hingga kini 70 tahun kemudian,dinamika global kembali menghadirkan ketegangan serupa.Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok,munculnya kekuatan baru seperti BRICS,perang Russia dan Ukraina,perang Israel dan Palestina,baik Eropa timur dan Timur tengah dan yang terbaru hari ini adalah Amerika Serikat menyerang Iran.Ketegangan ini tak hanya memperburuk resiko inflasi global tetapi juga memperhambat arus perdagangan internasional,dalam konteks negara-negara dengan ketergantungan tinggi pada perdagangan luar negeri kini berada dalam posisi yang sangat rentan.Kekhawatiran serius terhadap keamanan,stabilitas energi,gangguan rantai pasok,fluktuasi harga komoditas.Di picuh dampak perubahan iklim dengan sendirinya perdagangan dunia ikut melambat.

Kontribusi indonesia ditingkat global tidak bisa lepas dari kekuatan internal bangsa,jika di dalam negeri kita rapuh,maka bagaimanapun juga tidak ada ruang dalam pergaulan internasional.Untuk itu sangat di perlukan penguatan jati diri bangsa,dan nilai-nilai pancasila yang menjadi fondasi utama agar indonesia dapat kembali berperan aktif dalam membentuk tatanan dunia yang baru,hanya dengan memperkuat simbol anti kolonialisme dan tawaran visi yang kolaboratif adil,berdasarkan kesetaraan dunia kita bisa menjadi negara maju dan beribawah yang berdaulat.Demikian!

Baca juga :  Manusia : Sebuah karya seni yang masih dalam proses penataan

 

foto: Mantan Duta Besar RI untuk Iran & Aktivis Politik (Dian Wirengjurit bersama Reno Matrecano)