Limes Renewable Energy dorong transisi energi di Sumba : Temui Dua Bupati untuk dedieselisasi dengan Tenaga Surya

Sumba, Tim transisi energi dari Limes Renewable Energy melakukan kunjungan strategis ke Pulau Sumba pada tanggal 5–7 Mei 2025. Dalam rangka memperkuat komitmen untuk mendukung de-dieselisasi dan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), tim Limes bertemu langsung dengan dua kepala daerah: Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya, Ibu Ratu Wulla, dan Bupati Kabupaten Sumba Timur, Bapak Umbu Lili Pekuwali, serta para wakil bupati di masing-masing wilayah.

Kunjungan ini merupakan bagian dari inisiatif Limes untuk mendorong transisi energi bersih di kawasan yang selama ini masih sangat bergantung pada pembangkit listrik berbahan bakar diesel. Pulau Sumba, meskipun dikenal sebagai destinasi wisata internasional, termasuk Nihi Sumba dan Cap Karoso, ironisnya hingga kini belum memiliki infrastruktur energi yang selaras dengan narasi ekologisnya. Mayoritas kebutuhan listrik masyarakat dan pelaku usaha di Sumba masih dipenuhi oleh genset diesel yang mahal, tidak ramah lingkungan, dan terbatas kapasitasnya.

Dalam audiensi yang berlangsung di Tambolaka, Ibu Ratu Wulla, Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), menyampaikan dukungan penuh atas rencana investasi energi terbarukan oleh Limes.

“Kami menyambut baik kehadiran Limes. Sumba Barat Daya siap menjadi contoh bagaimana energi bersih bisa mendorong pariwisata, ketahanan desa, dan keberlanjutan lingkungan. Kami akan siapkan lahan seluas 25 hektare untuk pengembangan PLTS,” ujar Ibu Ratu Wulla.

Lebih lanjut, beliau menunjukkan langkah konkret dengan segera melakukan kunjungan ke Kupang keesokan harinya, 6 Mei 2025, untuk bertemu Kepala Dinas ESDM Provinsi NTT, Ibu Rita Wuisan, guna membahas percepatan elektrifikasi daerah dan mendorong dimasukkannya Kabupaten SBD dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Julian Ciptadiputra, selaku Program Director untuk Transisi Energi di NTT, menegaskan pentingnya Pulau Sumba sebagai titik awal simbolik dan strategis untuk perubahan energi nasional.

Baca juga :  Sekretaris Inspektorat Daerah, Mathias Lakuaka Sebut BPK RI Perwakilan NTT Sedang Melakukan Pemeriksaan Terhadap Pengelolaan Keuangan Pemkab Alor

“Kami di Limes Renewable Energy hadir untuk membalikkan realitas itu dengan solusi tenaga surya yang konkret. Transisi energi di Sumba bukan sekadar soal listrik—ini tentang masa depan ekowisata, ketahanan ekonomi lokal, dan iklim,” jelas Julian.

Dalam kunjungan tersebut, tim Limes juga meninjau potensi pengembangan mikrogrid dan sistem solar di wilayah Sumba Timur, khususnya desa-desa terpencil di bawah pengawasan Pemkab Sumba Timur.

Andre Wibowo, Project Manager regional NTT yang turut hadir dalam tim, menambahkan bahwa selain fokus pada pembangunan PLTS berskala besar di Tambolaka, Limes juga sedang mengkaji pengembangan infrastruktur listrik untuk mendukung kawasan wisata dan desa tanpa akses listrik.

Fakta bahwa seluruh Pulau Sumba masih bergantung pada genset diesel menjadi perhatian besar dalam diskusi. Apalagi Sumba semakin dikenal secara global sebagai tujuan wisata premium, maka ketersediaan listrik yang bersih dan stabil adalah keharusan, bukan pilihan.

Kekurangan infrastruktur listrik juga berdampak pada kurangnya digitalisasi sektor pariwisata lokal. Tim Limes NTT juga menyoroti kebutuhan akan platform terpadu seperti www.eastnusatenggara.id yang bisa menjadi pusat informasi tentang wisata, kuliner, dan budaya di NTT termasuk Sumba—membantu wisatawan lokal dan asing menemukan tempat makan, spot tersembunyi, hingga rekomendasi masyarakat setempat.

Dengan dukungan kepala daerah, kesiapan lahan, dan kebutuhan energi yang mendesak, proyek PLTS Limes menjadi titik awal yang konkret menuju Sumba bebas diesel, rendah karbon, dan berdaya saing pariwisata global.

Langkah ini menjadi model nyata bagaimana transisi energi bisa berpihak pada keadilan sosial, penguatan komunitas lokal, dan keberlanjutan alam Indonesia.