Kupang, PG.com – Ketua BEM Universitas Nusa Cendana, Agnesia Boling Selly bersama seluruh mahasiswa Undana pada Senin, 1 September, ikut serta dalam aksi yang dilaksanakan bersama rekan-rekan Cipayung Plus, BEM, serta berbagai OKP. Gerakan ini merupakan wujud kepedulian sekaligus tanggung jawab moral mahasiswa terhadap kondisi bangsa yang semakin memprihatinkan.

BEM Undana menegaskan bahwa suara mahasiswa adalah cerminan suara rakyat, dan suara rakyat tidak boleh dipadamkan. Pemerintah dituntut untuk menjadikan keadilan, kesejahteraan, serta keberpihakan kepada masyarakat kecil sebagai prioritas utama dalam setiap kebijakan.

“Kami mengapresiasi kehadiran Gubernur NTT, Ketua DPRD NTT, dan Kapolda NTT yang datang langsung menemui massa aksi serta menanggapi berbagai tuntutan. Namun, apresiasi ini tidak berarti kami puas. Kehadiran pejabat negara harus dibuktikan dengan langkah nyata, bukan sekadar seremoni atau janji politik yang manis di telinga,” ujarnya, pada Selasa, (02/09/2025).

Dijelaskan, bahwa seluruh tuntutan mahasiswa harus segera dikaji dan direalisasikan sebagai bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap rakyat. Sebab, ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi tidak dapat diselesaikan dengan retorika, melainkan dengan kebijakan konkret yang pro-masyarakat.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa BEM Undana berkomitmen untuk terus mengawal, mengkritisi, dan memastikan bahwa aspirasi yang telah disuarakan tidak berhenti di jalanan, tetapi benar-benar terwujud dalam kebijakan publik.

“Aksi damai yang kami lakukan menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu menyampaikan aspirasi tanpa kekerasan dan tetap menjaga solidaritas. Namun, jangan salah menafsirkan: damai bukan berarti pasif. Kami akan terus bersuara lantang selama rakyat masih tertindas dan selama keadilan belum terwujud,” ujar Ketua BEM sembari menegaskan narasi Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!. (*Eka Blegur).