Road Map Menuju Indonesia Berkeadilan

Keresahan masyarakat indonesia dalam menghadapi tantangan berbagai macam problematika bangsa hari ini sangat penuh dengan carut-marut kondisi ekonomi, sosial,hukum dan politik yang benar-benar mengalami demoralisasi.Di era transisi kekuasaan politik ini sepertinya menuju kisi-kisi yang buram,tak keliru dalam menyikapi persoalan ini demokrasi acap menjadi taruhan.Tudingan pun muncul bahwa demokratisasi sudah kebablasan dan reformasi kehilangan roh kepemimpinan lemah dari sisi leadership,politikus berorientasi pada kelompok dan golongan ini adalah kenyataan dalam krisi multi dimensi.Akibatnya masyarakat bersikap apatis,sinis dan penuh frustasi,keadaan ini di perkeruh dengan ikut campurnya kekuatan asing dan tekanan dari luar yang membuat bangsa kita tidak stabil.Situasi yang buram ini diperparah oleh melajunya  angka pengganguran dan kemiskinan,sikap brutal masyarakat hampir-hampir tidak dapat di cegah dalam upayah mereka mengganjal perut dan menyambung hidup.Sungguh ironis dan parah lagi di tambah maraknya kasus korupsi para oknum pejabat negara yang kian hari meningkat pesat,maka bertambahlah panjanglah nestapa bangsa indonesia.Ke depan di harapkan indonesia butuh sosok pemimpin besar yang dapat mebebaskan indonesia dari keterbelengguan ini dan situasi yang kompleks ini,seorang patriot negarawan sejati bukan hanya sekedar politikus.Ketimpangan pembangunan di daerah tertinggal,terbelakang dan terluar merupakan faktor penyebab kurangnya fungsi kontrol dari pusat ke daerah,seperti tidak meratanya  kesempatan akses pendidikan,bias urban kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai dan sebagainya akibatnya masyarakat menjadi tidak berdaya ,terisolasi,terpinggirkan dan tidak mampu menyampaikan inspirasi.Situasi saat ini sedang berlangsung  dan menimbulkan dampak berkelanjutan yaitu tingginya beban sosial ekonomi  masyarakat,rendahnya kualitas produktivitas SDM,kurangnya partisipasi aktif masyarakat,menurunya ketertiban umum,pupus dan rapuhnya kepercayaan masyarakat kepada birokrasi dan merosotnya mutu generasi mendatang.

Rendahnya tingkat penerapan good governance dapat menimbulkan ketidakadilan ekonomi,marginalisasi dan exploitasi sosial,meningkatnya ketidakadilan hukum dan ketimpangan sosial dapat memperburuk usaha memberantas kemiskinan.Pemerintah berkewajiban melindungi rakyatnya terutama mereka yang rentan termarginalkan dan miskin.Dalam upaya pemberantasan kemiskinan di pusat maupun di daerah masih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi,politik,sosial dan geografik kondisi alam.Seseorang yang tidak tergolong melarat  bisa mendadak jatuh miskin hanya karena faktor perekonomian ambruk atau terjadi perubahan kekuasaan politik.Dalam menghadapi kemiskinan pemerintah menghadapi kendala antara lain proses desentralisasi yang mengabaikan pelayanan masyarakat.Politikus sering  melontarkan retorika penghapusan kemiskinan dan selalu berpihak pada rakyat miskin,padahal retorika populis itu sering berakibat kontraproduktif bagi perbaikan peningkatan ekonomi sehingga semakin memperkuat struktur pemiskinan itu sendiri.Indonesia dengan ribuan sarjana dan dunia pendidikanya telah gagal menjawab semua persoalan bangsanya sendiri,semisal insitusi pertanian sudah berapa persenkah menjawab  permasalahan pertanian?ataukah para ahli perekonomian kita mampukah mereka memberikan pemecahan agar bagaimana setiap panen para petani tidak menderita akibat anjolknya harga gabah?siapakah yang bisa di percaya agar masyarakat mempunyai harapan menjalani hidup yang berat ini?jawaban formal dari pemerintahan presiden hingga lurah kini sudah menjadi bahan candaan.

Para oknum penegak hukum  seperti jaksa,hakim dan polisi semakin hari  semakin kehilangan wibawa dan kepercayan dari masyarakat,lebih lagi para oknum politikus,banyak yang sedang menggunakan kesempatan AJI MUMPUNG (mumpung berkuasa dan mumpung menjabat) sungguh amat memalukan situasi kini yang kaya seamkin kaya lalu yang miskin semakin melarat.

Para pemikir barat mengatakan,massa penggangur ini menjadi ancaman serius bagi stabilitas keamanan,perut lapar,anak merengek ingin sekolah,biaya kesehatan mahal dan harga bahan pokok yang kian melonjak siapa yang menjamin bahwa mereka tidak akan melakukan tindakan  kriminal?merampok,menodong,membajak bus dan begal,mengedarkan narkoba,prostitusi,menipu dan menjadi demonstran merupakan kehidupan buram bangsa kita dewasa ini.Bukan disebakan oleh  moral mereka rusak ataupun bejat,tetapi karena terdesak perut keroncongan sementara bahan untuk menghentikanya nihil,sejarah pernah mencatat bahwa pelaku kerusuhan yang pernah terjadi adalah sebagaian dari kaum penggangur.

Baca juga :  Indonesia Di Tengah Geopolitik Ketegangan Global

Semua situasi tersebut tidak lepas dari cengkraman tangan-tangan asing yang tak terlihat  dengan taktik baru neokolonialisme,menggandengkan negri-negri yang sedang berkembang pada negara kapitalis sebagai patners dengan asas ketergantungan, kecanduan pada sistem yang di terapkan.Diperparah lagi oleh kebijakan pemerintah yang kacau lebih cendong kepada pengembangan proyek-proyek yang di bangun secara sektoral dan cenderung tidak terintegrasi.Hasilnya yang kita petik adalah pengganguran yang membeludak  dan kemiskinan yang bertambah,transformasi secara total di setiap sektor insitusi pemerintahan adalah harapan dalam merebut kembali perjuangan berlandas kemampuan,keberanian,pengorbanan dan kebajikan sesuai cita-cita luhur para pendiri bangsa yakni merdeka,bersatu,berdaulat adil dan makmur.