Menatap Masa Depan Bangsa

Dewasa ini ,dikala kehidupan terasa makin berat,dalam lubuk hati setiap masyarakat pastilah mendambah perubahan.Menjalani jaman krisis ini-krisis ekonomi,krisis politik,krisis sosial,krisis hukum,krisis legitimasi,krisis BBM,krisis pangan dan sejuta krisis lainya yang tak bisa di terucap satu persatu,nampaknya hidup terasa semakin penat.Benak masyarakat pasti bertanya kapan semua ini berakhir??Siapakah juru selamat dan pembebas rakyat kecil?Tetapi memang perubahan tidak mungkin di tunggu ia harus di jemput;di upayahkan datangnya dengan usaha keras sepenuh hati.Dan untuk itu harus ada agen-agen perubahan’yang membimbing layaknya seorang mesias membimbing umatnya ke arah kehidupan yang lebih baik.Sebuah tesis penelitian mengatakan yang paling layak untuk menjadi agen perubahan adalah kaum muda dari bangsa itu sendiri.Tesis ini bukan tanpa dasar tetapi sejarah telah membuktikanya.Sejarah indonesia adalah sejarah ikon pergerakan kaum muda bagi perubahan keadaan.Namun kini bangsa ini kembali di dera persoalan yang berat,kelaparan dimana-mana,korupsi,nepotisme dan lain sebagainya untuk itulah penulis mengajak segenap kaum muda indonesia agar tergerak batinya dapat memimpin masyarakat ke arah perubahan.

Kekacauan politik di tanah air sebagai akibat dari ketidakstabilan ekonomi merebak dimana-mana.Buntut dari berbagai masalah yang terjadi dan memicu aksi massa seperti;tata kelola negara,korupsi,inkompeten,minim transparansi,premanisme,missmanagement dan masih banyak lainya semua persoalan ini datang silih beranganti.Kondisi ini sudah tidak bisa lagi di tutupi dengan membayar buzzer untuk melindungi citra yang ada di permukaan,tanpa mengakui masih banyak kekurangan dan menjadi peringatan kepada para pemangku kebijakan untuk mulai menyusun perencanaan kembali dalam memperbaiki apa yang selama ini menjadi akar permasalahan.Setiap persoalan bangsa ini mempengaruhi komponen masyarakat bahkan pemuda merupakan kelompok paling besar dan dirugikan,seperti yang di ketahui setiap jaman ada tantanganya.Belakangan ini dampak globalisasi sangat kuat berefek pada pemuda menguatnya budaya konsumtif dan hedonisme,melemahnya rasa nasionalisme ,rendahnya tingkat pendidikan,pengganguran,minimya semangat kerja sama (kolektif) serta menguatnya budaya individualisme.Pemuda mengalami empat masalah yakni ; bidang ekonomi-edukatif,biologi-fisik,sosilogi-patologis dan psikologis.Untuk masalah yang pertama : terbatasnya fasilitas pendidikan dan lapangan kerja.Kedua gizi buruk,perkawinan dini dan tuna fisik.Ketiga tuna susila,tuna mental,dan kenakalan remaja.Keempat kurangnya ketidak pastian dan terhadap massa depan mengakibatkan frustasi atau kekecewaaan kaum muda.Berbagai persoalan dari kaum muda ini dalam hal ini politik sosial dan budaya kita mengalami dampak daripada globalisasi dan berimplikasi serius terhadap perkembangan pemuda.Dalam tantangan ini para pemuda harus mampu membawah bangsanya ke dalam proses integrasi masyarakat internasional hal ini dalam kemampuan bangsa secara profesional berkompetisi dengan bangsa lain terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Pemuda juga mengalami missorientasi dalam menatap masa depan dan cenderung melihat politik sebagai panglima : akibatnya pemuda berlomba-lomba merebut kekuasaan di bidang politik,bukan di bidang ekonomi dan belum adanya serasi kebijakan kepemudaan tingkat nasional dan daerah akibatnya ancaman harga diri bagi pemuda akibat terrorisme,narkoba dan penyaluran aspirasi yang destruktif.Pada era ini desakan dan tuntutan masyarakat agar menjadi kepala daerah merupakan notabene putra daerah.Pemuda di tuntut untuk meyiapkan diri dan kepemimpinan sehingga dapat melakukan regenerasi secara tepat dalam membangun daerahnya masing-masing,melihat tantangan ini juga pemuda belum secara optimal dalam upayah membangun bangsa.Melihat situasi ini polemik persoalan bangsa tidak kunjung selesai,parahnya lagi semakin hari semakin menjadi kondisinya.Para pemimpin yang telah di amanatkan untuk membawa bangsa ini keluar dari berbgai persoalan seakan memperlihatkan ketidakmampuanya.Dalam konteks inilah signifikan kepemimpinan kaum muda menjawab tantangan zaman,merumuskan model kepemimpinan yang efektif  dengan langkah dan strategi.Langkah itu harus dan mampu menyentuh pada persoalan dan kebutuhan aktual,yang di rasakan langsung oleh kaum muda,perubahan tidak datang dari langit tetapi harus di lakukan.

‘TUHAN TIDAK AKAN MERUBAH NASIB SUATU BANGSA,SEBELUM BANGSA ITU MERUBAH NASIBNYA SENIDIRI”

Dalam pengertian ini perubahan dalam tubuh pemuda tidak akan terjadi bila tidak dilakukan oleh pemuda itu sendiri.Persoalan kepemudaan membutuhkan langkah kolektif dari seluruh stakeholders,mulai dari pemuda itu sendiri .

Dalam kondisi krisis politik semakin meluas dan berkepanjangan ini,seharusnya hal ini bisa di anggap dan di tangkap bahwa negara sudah berada di level paling kritis.Krisis politik ini di lihat bagaimana absennya kepemimpinan politik yang mampu membangun solidaritas bersama untuk secara solid mengatasi krisis bangsa seperti krisis ekonomi saat ini.Apalagi krisis kepercayaan masyarakat terhadap efektifitas pemerintahan yang semakin hari-semakin menurun,maka harus segera di tumbuhkan kembali rasa komitmen bersama di anatara para elite politik sehingga mampu memberikan harapan baru bagi rakyat akan harapan hidup dari pemulihan krisis.Konflik elit yang terjadi akhir-akhir ini mengundang banyak kerisauan karena tidak hanya berpengaruh terhadap konsolidasi kekuasaan (kejatuhan pemerintahan) tetapi juga peluang ancaman pada disintegritas bangsa.Mengapa demikian sebab konflik elit merupakan manifestasi dari konflik antara pendukung dilapisi grass root.Selain itu juga berimbas pada dominasi wilayah-wilayah tertentu.Jika disharmoni terus berlangsung maka masyarakat akan kehilangan harapan (hoopless).Suasana kebersamaan yang selama ini menjadi hubungan sosial masyarakat kita secara perlahan terkikis,dan rasa saling percaya untuk gotong royong bersama sudah mulai hilang,maka sebagai gantinya muncul eksklusivisme dan primodialisme entah berdasar agama,suku,ras dan budaya atau kelas yang di bumbui sikap saling curiga yang terus menyebar dalam hubungan antar kelompok.Krisi politik antar elit ini juga  tidak menguntungkan masyarakat dan mengancam prospek demokrasi yang sudah lama kita perjuangkan,krisis politik yang berkepanjangan memunculkan demoralisasi para elit tak mampu lagi mencari solusi yang tepat dalam memecahkan krisis bangsa,Demoralisasi elit politik sangat berbahaya karena di tangan merekalah massa depan bangsa di gantungkan,oleh karena itu krisis politik mengancam proses disintegritas,baik berupa disharmoni sosial maupun ancaman seperatis.Pengalaman sejarah selalu menunjukan bahwa indonesia selalu bisa keluar dari kemelut politik melalui (dialog kompromi).Jika pemimpin nasional kita kuat mampu menjadi simpul pemersatu bagi semua elemen sosial.

Baca juga :  Melawan Buta Politik
foto : aktivis politik